Selasa, 11 Februari 2014

Jenis dan Motif Batik yang Berkembang di Indonesia

Batik Pecinan (Cina)
Bangsa Cina dikenal sebagai bangsa perantau. Mereka juga teguh dalam melestarikan adat budaya leluhurnya di tanah perantauan. Biasanya, di negeri perantauan mereka memadukan budaya mereka dengan budaya lokal sebagai bentuk akulturasi budaya.

Begitu pula yang terjadi di Indonesia, khususnya pada batik. Keturunan para perantau Cina di Indonesia, biasanya memproduksi batik untuk komunitas sendiri, kadang juga untuk kebutuhan pedagang. Batik produksi mereka yang disebut batik Pecinan.

Jenis batik ini memiliki kekhasan warnanya cukup variatif dan cerah. Dalam selembar kain banyak menampilkan bermacam warna. Motif yang digunakan banyak memasukkan unsur budaya Cina seperti motif burung ong (merak) dan naga. Pola batik pecinan lebih halus dan rumit. Zaman dahulu batik pecinan yang berbentuk sarung dipadukan dengan kebaya encim sebagai busana khas para wanita keturunan Cina di Indonesia.Di Pekalongan yang terkenal memproduksi batik Pecinan salah satunya adalah Tan Tjie Hou.


Batik Belanda

Pada zaman penjajahan Belanda tentunya banyak warga yang tinggal dan menetap di Indonesia. Mereka ternyata tertarik juga dengan budaya lokal. Akulturasi juga terjadi, seperti halnya masyarakat keturunan Cina, warga keturunan Belanda banyak juga yang memproduksi batik.

Batik yang dihasilkan warga keturunan Belanda ini mempunyai ciri khas sendiri. Motif yang digunakan kebanyakan bunga-bunga yang banyak terdapat di Eropa, seperti tulip atau tokoh-tohok dongeng yang terkenal di sana. Batik model ini sangat disukai di Eropa. Tokoh yang terkenal membuat batik Belanda di Pekalongan yaitu Van Zuylen dan J. Jans. Karya-karya batik mereka sempat mendominasi di abad ke-20.


Batik Coletan

Di mana dalam suatu kain batik pewarnaan di sebagian tempat menggunakan sistem colet dengan kuas dan untuk pencelupan hanya sekali kecuali warna soga, warna-warna lain menggunakan colet.

Batik Kemodelan

Adalah batik-batik klasik baik itu dari Yogyakarta dan Solo, dibuat dengan komposisi baru dengan pewarnaan Pekalongan dan kelihatan modern. Hal ini sangat populer di zaman Soekarno untuk membuat batik Yogyakarta dan Solo untuk ditambahi warna.

Batik Osdekan

Dalam suatu kain batik akan timbul satu warna akan dibatik lagi terus ditimpa dengan warna lagi baik itu berupa warna tua, muda, atau warna lain. Hal ini membuat warna batik lebih hidup dan seperti ada bayang-bayang.

Batik Modern

Batik yang dalam prosesnya terutama dalam pewarnaan menggunakan sistem baru yang biasanya dalam pencelupan sekarang menggunakan sistem lain, baik berupa gradasi, urat kayu, maupun rintang broklat. Motif-motif ini adalah motif baru yang berhubungan dengan estetika. Komposisi gaya bebas batik ini populer di era tahun 1980-an.

Batik KontemporerSuatu batik yang tidak lazim kelihatan batik, tetapi masih menggunakan proses pembuatannya sama seperti membuat batik.

Batik CapBatik yang pembuatannya menggunakan alat berbentuk cap (stamp), baik itu proses coletan keliran.

Batik Rifa'iyah

Batik jenis ini mendapat pengaruh Islam yang kuat. Dalam budaya Islam motif-motif yang berhubungan dengan benda bernyawa tidak boleh digambarkan sama persis sesuai aslinya. Sesuai hal itu corak dalam batik Rifa'iyah terutama yang mengenai motif hewan terlihat kepalanya terpotong. Karena dalam ajaran Islam semua wujud binatang sembelihan yang dihalalkan harus dipotong kepalanya. Biasanya warga keturunan Arab memproduksi batik jenis ini.

Batik Pengaruh Kraton

Pembuat batik di Pekalongan sering membuat batik yang motifnya merupakan ciri khas dari batik Yogyakarta ataupun Surakarta. Motif gaya kraton yang biasanya dipakai yaitu semen, cuwiri, parang, dan lain-lain. Walaupun bermotif pengaruh kraton tetapi teknik pembuatan dan pewarnaannya dengan gaya Pekalongan, sehingga lebih unik dan menarik. Perlu diketahui bahwa gaya Pekalongan adalah gaya pesisiran jadi lebih bebas dan banyak mendapat berbagai pengaruh dari luar.

Batik Jawa Baru

Di produksi sesudah era batik jawa baru. Dalam batik Jawa baru motif dan warna yang ada pada era batik Jawa baru lebih disederhanakan, tetapi masih berciri khas pagi sore tanpa tumpal. Kebanyakan menggunakan motif rangkaian bunga dan lung-lungan.

Batik Jlamprang

Motif-motif jlamprang atau di Yogyakarta dengan nama nitik adalah salah satu batik yang cukup popular produksinya di daerah Pekalongan. Batik ini merupakan pengembangan dari motif kalin patola dari India yang berbentuk geometris kadang berbentuk bintang atau mata angin dan menggunakan ranting yang ujungnya berbentuk segi empat. Batik jlamprang ini diabadikan menjadi salah satu jalan di Pekalongan.

Batik Terang Bulan

Suatu desain batik di mana ornamennya hanya di bagian bawah saja baik itu berupa lung-lungan atau berupa ornamen pasung atasnya kosong atau berupa titik-titik. Batik terang bulan ini disebut juga gedong atau ram-raman.

Batik Cap Kombinasi

Batik kombinasi tulis sebenarnya batik cap di mana proses kedua atau sebelum disoga direntes atau dirining oleh pembatik tulis sehingga batik kelihatan seperti ditulis. Hal ini dilakukan untuk mempercepat produksi batik dan keseragaman.

Batik Tiga Negeri Pekalongan

Seperti halnya batik-batik negeri lain di mana dalam satu kain terdapat warna merah biru soga yang semua dibuat di Pekalongan terkadang warna biru diganti ungu atau hijau.

Batik Sogan Pekalongan

Batik dengan proses dua kali di mana proses pertama latar warna putih kadang ada coletan, dan untuk proses kedua batik ditanahi penuh atau ornamen plataran berupa titik halus baru setelah itu disoga. Batik soga terlihat klasik.

Batik Tribusana

Merupakan batik gaya baru di mana cara pembuatan proses kedua diretas atau riningan dan kebanyakan motif-motifnya lung-lungan lajuran. Batik tribusana ini ada yang tahunan dan polos.

Batik Petani(Pangan)

Batik yang dibuat sebagai selingan ibu rumah tangga di rumah di kala tidak pergi ke sawah atau saat waktu senggang. Biasanya batik ini kasar dan kagok serta tidak halus. Motifnya turun temurun sesuai daerah masing-masing dan batik ini dikerjakan secara tidak profesional karena sebagai sambilan. Untuk pewarnaan pun diikutkan ke saudagar.